Menjadi Narasumber Pelatihan “AI For Education” di Syafana Islamic School

Perkembangan Kecerdasan Buatan (AI) dalam segala bidang

Perkembangan dunia teknologi khususnya dalam bidang kecerdasan buatan sudah masuk pada fase “handling all whole these thing” (menangani dan menyelesaikan semua hal). Data dari World Economic Forum tahun 2025 menyebutkan, bahwa pada tahun 2030 Kecerdasan Buatan (bersamaan dengan Big Data) akan menjadi hal dengan kebutuhan yang makin massif di hampir seluruh aspek pekerjaan. Pekerjaan repetitif (berulang), akan berpotensi digusur dan digantikan oleh teknologi sejenis. Hal ini membawa kabar baik, sekaligus kabar buruk bagi kita. Kabar baiknya, manusia akan dapat lebih fokus dalam urusan-urusan yang lebih strategis. Sementara kabar buruknya, akan ada pergeseran bagi yang tidak segera bersiap.

Kabar ini tentu saja perlu dipandang sebagai sebuah tantangan baru, area pembelajaran yang baru, untuk terus meningkatkan nilai tambah kita dalam organisasi pendidikan. Memandang Kecerdasan Buatan, tidak dari sudut pandang negatif, bahkan memandangnya untuk menjadi mitra strategis pertumbuhan. Seperti kata seorang teman kami dalam forum arsitek terkemuka di Indonesia yang mengatakan bahwa, “Apakah Arsitek akan digantikan oleh AI ?”, jawaban pada forum itu adalah, “Arsitek yang tidak menggunakan AI, akan digantikan oleh Arsitek yang bermitra dengan AI”. derr (saya dengarnya surprise sekali).

Bermitra dengan AI

Lalu bagaimana dengan konteks dalam dunia pendidikan, jika boleh menggunakan konteks jawaban dialog pada forum arsitek tersebut, maka “Guru yang tidak menggunakan AI, akan digantikan oleh Guru yang bermitra dengan AI” (sengaja saya buat bold). Kenapa demikian ?, karena disaat yang lainnya sudah berlomba dengan kebaruan, adanya area belajar yang makin tersedia luas, akses penumbuhan kompetensi yang makin melejit dengan AI. Guru yang masih dalam ruangan masa lalu, mohon maaf, akan menjadi pengguna ruang tetap “penghuni masa lalu”.

See also  Reportase Pengembangan Standarisasi Akademik di Cisarua Bogor

Guru-guru sebagai aset organisasi, jika diakumulasi, merupakan kekuatan sekolah itu sendiri. Jika guru-guru bernilai 90, diakumulasi dalam satu sekolah, maka sekolah itu pula akan bernilai 90. Menurut Maxwell (pakar Kepemimpinan), maka ditambahkan dengan Kepemimpinan yang efektif, angka 90 ini akan menjadi berpotensi menjadi 120. Kok bisa lebih dari 100 ?, Saya tidak lebay, 120 ini bisa kita breakdown menjadi 100 (pertumbuhan optimum) + 20 (inovasi organisasi). Inovasi ini yang akan menghantarkan organisasi akan tetap sustain dan diakui dimasa depan.

Alhamdulillah, pekan ini saya berkesempatan menjadi teman belajar Guru-guru hebat di Syafana Islamic School. Sekolah yang mayoritas memiliki guru anak-anak muda keren ini, dikepalai oleh Ust Haris. Walau tidak lama mengobrol, beliau memberikan gambaran pertumbuhan sekolahnya, ditengah berbagai dinamika yang dihadapi.

Kita belajar tentang bagaimana mengoptimalkan AI dalam dunia pendidikan. Sengaja saya angkat tajuk “Kecerdasan Buatan dan Evolusi Dunia Pendidikan (why – what – how)”. Secara singkat, pelatihan ini menjawab tentang kenapa – apa – dan bagaimana, dalam ruang lingkup AI dalam dunia pendidikan.

Dimulai dengan apersepsi bahwa dunia pendidikan hari ini yang tak lagi sama, dunia pendidikan bergerak melalui 5 tahap evolusi.

  1. Revolusi Industri dan Pendidikan Massal (abad ke-18 – ke-19)
  2. Munculnya Kurikulum dan Psikologi Pendidikan (awal abad ke-20)
  3. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komputer (1970–1990an)
  4. Digitalisasi dan Pembelajaran Online (2000–2019)
  5. Pembelajaran masa Pandemi COVID-19 (2020–2022)

Dan saat ini kita masuk kepada fase baru, percepatan pendidikan di era AI.

Tentunya tantangan tak lagi sama dibanding masa lalu, sekaligus pembekalan kepada peserta didik untuk mereka menghadapi masa depan juga sudah berbeda. Sehingga pembekalan mereka sebagai long life learner (pembelajar sepanjang hayat), mutlak dimulai dari pembelajaran para guru agar menjadi good learner pula.

See also  Artikel dedy setyo di Media Online Nasional

Dalam tahap “how” kami juga membahas beberapa tools yang bermanfaat untuk belajar dengan AI. Harapannya, kita belajar dengan lebih cepat dan efektif. Serta dapat menularkan produktivitas ini kepada peserta didik.

Selama pelatihan, banyak muncul antusiasme, semangat belajar yang tinggi untuk mencoba hal-hal baru. Rasa ingin tahu yang tinggi merupakan pertanda baik, akan munculnya gagasan dan ide yang makin segar. InsyaAllah ini merupakan kabar menggembirakan untuk sekolah ini dimasa depan.

Semoga pelatihan ini memberikan banyak manfaat untuk akselerasi kompetensi para guru, dipraktekkan dalam ruang-ruang kelas, sehingga pada akhirnya pembelajaran akan makin berkualitas.

Salam hangat,

Dedy Setyo Afrianto.

*Berikut beberapa dokumentasi kegiatan yang berlangsung

Bersama dengan Ust Haris – Kepsek Syafana Islamic School

 

Pengkodisian area belajar

 

Bersama dengan pimpinan dan guru-guru peserta pelatihan

 

Info Penting

Youtube Channel Dedy Setyo Afrianto

Youtube Channel Dedy Setyo Afrianto

Akses Youtube Channel Dedy Setyo Afrianto untuk beragam informasi penting lainnya. Jangan lupa subscribelike dan komen.

Leave a Comment