Berikut naskah sambutan peringatan Hari Guru Nasional 2024, semoga dapat menjadi inspirasi teman-teman yang lainnya.
1. Belakangan kita disuguhkan dengan pemberitaan sebagian siswa SMP di pangandaran yang tidak bisa baca tulis, ini bukan 1 atau 2, tapi puluhan siswa. Sebenarnya berita ini hanya melengkapi dari pemberitaan beberapa waktu yg lalu, ketika adanya social experiment ke beberapa siswa, yang mengatakan bahwa “Garut” (Kabupaten Garut – Jawa Barat) adalah salah satu negara di Eropa
2. Bisa dilihat bahwa ini merupakan salah satu kabar kurang membahagiakan dalam dunia pendidikan di tanah air yang sudah merdeka 79 tahun. Fenomena ini belum selesai. Disaat sebagian siswa kita yang masih terbata-bata membaca, belum bisa operasi perhitungan dasar, minus dalam wawasan umum. namun dalam urusan bermedia sosial, ada pakar hubungan internasional yang bernama Prof Tom Nichols yang menulis buku “The Death of Expertise“, mengungkapkan fenomena dimana viralisme telah menjadi aliran baru yang tidak dapat dielakkan.
3. Demi mendapatkan status “konten viral”, maka setiap orang akan berkreasi tanpa norma dan kepantasan, hal ini ditambah dengan gelombang “false expertise” yang makin banyak di medsos, sehingga membias kan siapa yg berwenang/pantas berpendapat dari sudut keahlian, dan siapa yang tidak perlu. Sebagai contoh saat berita tentang vaksinasi covid dimasa pandemi yang lalu, banyak “ahli gadungan” yang berpendapat bahwa vaksin ini memiliki konspirasi global, ada chip yang sudah ditanam didalamnya, dan berbagai pendapat miring lainnya.
4. Efek “baru baca” ini menurut Dunning-Kruger, bisa membuat orang terjebak dengan fenomena bias kognitif yang akan menempatkan seseorang menjadi Ignorant, abai, dan cenderung tidak memiliki sensor pengetahuan yang lebih komprehensif.
5. Dua sisi yang saling kontradiktif tadi, baik kurangnya informasi dan berlebihnya informasi, terkesan kontradiktif, namun tidak bisa dipandang remeh sebelah mata. Ini bagian dari tantangan guru-guru kita dalam refleksi hari guru nasional yang ke 79 tahun ini.
6. Tantangan masa kini ini, masih ditambah dengan tantangan masa depan yang tidak bisa dibilang sederhana. Jika kita dimasa sebelumnya, lebih mudah menduga apa yg terjadi 5 tahun, 10 tahun kedepan, maka sekarang kita akan lebih rumit melakukan itu.
Setidaknya ada 3 tantangan yang perlu di highlight untuk persiapan2 terbaik kita.
7. a). Tantangan kemajuan teknologi katakanlah AI saat ini, berhasil merubah arena permainan. Betapa banyak potensi lapangan pekerjaan yang akan hilang olehnya, sekaligus membuat profesi-profesi baru yg bertumbuhan.
8. Dalam dokumen Future of Jobs 2023 yang dirilis oleh World Economic Forum, menempatkan bahwa AI akan memuncaki peluang-peluang dominan paling tidak sampai 2027 hingga 2030an mendatang. Berbanding terbalik dengan pekerjaan yg akan decline, dimana yg tertinggi adalah kasir bank dan pekerjaan-pekerjaan iteratif lainnya. Sehingga pentingnya membekalkan wawasan, implementasi berbantu AI, literasi digital dengan berbantu AI, dan aspek2 penting dalam pembelajaran lainnya.
9. b). Berikutnya adalah wawasan tentang climate change dan global warming, yang akan dihadapi para siswa dimasa depannya kelak, penting untuk dibekalkan sejak dini.
10. c). Yang terakhir adalah manajemen kesehatan mental untuk gen Z dan Alpha. dimana generasi mereka ini merupakan generasi yang rentan dan rawan dengan kesehatan mental.
Semoga bermanfaat.
Salam hangat,
Dedy Setyo Afrianto
Info Penting

Akses Youtube Channel Dedy Setyo Afrianto untuk beragam informasi penting lainnya. Jangan lupa subscribe, like dan komen.
Buku-buku dan karya Dedy Setyo Afrianto dapat juga diakses melalui https://s.id/bukudedy
More Stories
Merakit Kata Menyambung Makna
Cendekia Sebagai Cahaya
Maulid Nabi dalam Perspektif Kepemimpinan