25/03/2025

dedysetyo.net

Berbagi Semangat, Menyebarkan Inspirasi..

Strategi Penerapan Contextual Teaching and Learning di Kelas (tulisan ke 2 dari 2 tulisan–habis)

Uraian dibawah ini merupakan lanjutan tulisan dengan judul yang sama disini. Melanjutkan paparan tentang bagaimana menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam kelas-kelas kita yang ternyata tidak terlalu sulit untuk pengaplikasiannya.

3. Menggabungkan Sekolah dengan Pekerjaan

 Sekolah dan Kerja

Otak selalu ingin melihat makna di dalamnya. Dalam memahami sesuatu otak selalu mengingat penggunaannya dalam situasi kehidupan nyata. Apa yang telah dipelajari siswa akan ditanyakan apa manfaatnya dalam praktis kehidupannya. Oleh karena itu, menggabungkan sekolah dengan pekerjaan sangat masuk akal. Sudarmiatin (2009: 112) menyebutnya sebagai pengajaran berbasis kerja (Worked Based Learning). Pengajaran berbasis kerja (Worked Based Learning) yaitu pengajaran dengan pendekatan yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran dan menggunakan materi tersebut di tempat kerja. Jadi tempat kerja atau sejenisnya dipadukan dengan materi pelajaran untuk kepentingan siswa (lihat pasal 36 ayat (3) huruf f UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003).

Mengutip laporan Laboratorium Pendidikan Wilayah Northwest tahun 1996, Elaine B. Johnson (2009 : 123) menyatakan, sekolah ke pekerjaan (school-to-work) telah ditetapkan sebagai suatu cara sistematis membangunan pendidikan yang memadukan sasaran akademik, karier, dan tujuan pribadi, untuk melejitkan prestasi semua siswa. Beberapa jenis pembelajaran berbasis pekerjaan misalnya dengan melakukan kunjungan (darmawisata) di tempat kerja tertentu,  membayangi pekerja, kerja praktik, program magang dan sebagainya. Untuk itu, sekolah perlu membangun jaringan (kemitraan) tidak hanya dengan unit usaha berskala besar, menegah, dan kecil yang berorientasi mendapatkan penghasilan (profit oriented) tetapi juga dengan pekerjaaan-pekerjaan social (non profit) seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, yayasan, dan lain-lain.

4. Kuliah Kerja Nyata (KKN)

kkn

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan metode pengajaran yang luar biasa karena hanya metode ini yang dengan sengaja mengajar manusia untuk bertanggung jawab atas kesejahteraan orang lain (B. Johnson, 2009: 137). Namun, KKN jangan disamakan dengan kerja bakti, sebab tujuan utama KKN adalah untuk memperoleh pembelajaran akademik tertentu pada saat membantu orang lain. KKN akan memberikan pengalaman (memperoleh pembelajaran) kepada siswa. KKN adalah metode CTL yang sesuai untuk semua guru mata pelajaran.

See also  Guru dan Perubahan

Kecerdasan tidak semata-mata sudah terbentuk sejak dalam kandungan. Kecerdasan akan senantiasa tumbuh seiring dengan bertambahnya pengalaman. KKN mampu menghubungkan pelajaran akademik dengan proyek dunia nyata. KKN diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia  akademik-teoritik dan dunia empirik-praktis. Dengan demikian akan terjadi interaksi sinergis, saling menerima dan memberi, saling asah, asih, dan asuh antara siswa dan masyarakat.

Referensi :

  • B. Johnson, Elaine, 2009, Contextual Teaching & Learning; Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerbit MLC, Bandung.
  • Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, PT. Genesindo, Bandung.
  • Depdiknas, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, Depdiknas, Jakarta.
  • Deporter, Bobbi & Mike Hernacki, 2001, Quantum Learning; Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Penerbit Kaifa, Bandung.
  • Dryden, Gordon, Jeannette Vos, 2002, Revolusi Cara Belajar; Belajar akan Efektif kalau Anda dalam Keadaan ‘Fun”, Bagian II Sekolah Masa Depan, Penerbit Kaifa, Bandung.
  • Hamalik, Oemar, 2004, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
  • Hayyie al Kattani, Abdul, Rekayasa Masa Depan Islam
  • Dengan Revitalisasi Warisan Klasik Islam (Turats) Sebagai Ilustrasi, 2002, pcinu-mesir.tripod.com
  • Indrati, Yuke, 2009, Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD, puskur.net
  • Indrawati, 2009, Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar untuk Guru SD, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)
  • Isjoni, 2009, Efektifitas Model Pembelajaran Cooperative Learning, xpresiriau.com
  • Isjoni, 2010, Mengapa Pembelajaran Kontekstual, xpresiriau.com
  • Isjoni, 2010, Pembelajaran Konstektual dan Motivasi Siswa, xpresiriau.com
  • Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
  • Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi –lampiran
  • Sanjaya, Wina, 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
  • Sudarmiatin, 2009, Entrepreneurship dan Metode Pembelajarannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Jurnal Ekonomi Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
  • Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  • Warpala, I Wayan Sukra, 2009,  Pendekatan Pembelajaran Konvensional, edukasi.kompasiana.com
  • Warsita, Bambang, 2008, Teknologi Pembelajaran; Landasan & Aplikasinya, PT. Rinela Cipta, Jakarta.
See also  Resume Buku "Flip Your Classroom" (2012)