Menulis sebagai medium
Menulis bagi saya adalah medium aktualisasi terbaik, curah ide dan gagasan bisa setiap saat dilakukan. Jika pada akhirnya bermanfaat, semoga menjadi kesempatan untuk mengakselerasi peran.
Saya, termasuk orang yang barangkali sangat beruntung, saat kecil bapak ibu sering sekali mengajak jalan-jalan ke toko buku. Kalau dihitung-hitung minimal satu pekan sekali. Rumah kami yang berada di perbatasan Kota Semarang, secara administratif masuk Kabupaten Demak namun hanya 5 menit sudah masuk ke Semarang. Memang bukan toko buku yang terbesar, namun bisa dibilang untuk bahan bacaan favorit kami dimasa kecil semisal majalah Bobo, kumpulan cerpen dll termasuk selalu ada. Di rumah, bapak saya juga langganan koran daerah, seperti Suara Merdeka dan Wawasan, sehingga bahan bacaan bisa dibilang selalu ada setiap harinya.
Akibat saking senangnya baca, bahkan pernah sengaja nabung dicelengan ayam, seratus dua ratus perak dikumpulkan setiap hari, lalu tiap dua pekan beli koran atau majalah pakai uang tabungan sendiri naik angkot ke pasar.
Setiap pergi ke Rumah Sakit, maklum saat kecil sering bolak balik Rumah Sakit, pasti yang dicari majalah Bobo. Jadi selain pulang ke rumah bawa segepok obat, pastinya selalu ada koleksi bacaan baru.
Kebiasaan suka baca ini tak terasa sampai dengan SMA dan masa-masa kuliah, walau jadi anak kos di Jogja yang bisa dibilang serba terbatas, ingin saja selalu tabung biar ada buku baru tiap minggu nya. Ya kalo baru dapat kiriman uang, bisa dipastikan untuk beli buku dulu lalu yang lainnya.
Membaca bagi Saya adalah aktivitas menyenangkan, buku jadi teman terbaik, tempat curhat, sekaligus menambah kosa kata baru.
Memulai Menulis
Setelah membaca, Saya kemudian terpikir untuk mendokumentasikan semua bahan bacaan baik yang terlintas di kepala, ataupun hanya corat-coret ringan. Tak terasa blog ini, saat coretan ini dipublish sudah berusia 10 tahun. Baru sekitar 200an artikel yang ada. Sebagiannya sudah dikompilasi jadi dua judul buku. Akan nambah lagi satu judul lagi tahun ini (Amiin).
Selain lewat dedysetyo.net, beberapa tulisan saya bagikan juga lewat platform bloggingnya Republika dengan alamat https://retizen.republika.co.id/dedysetyo
Harapannya tetap sama, agar segmen pembacanya makin luas, jika ada kemanfaatan maka makin banyak pula yang merasakannya. Sukur2 bisa nambah teman dan silaturrahmi. Lagi pula karena dedysetyo.net masih sewa server tahunan, masih belum tahu akan sampai kapan blog ini tetap akan bertahan. Beda dengan platform diluar sana yang memang free dan punya komunitas pembaca yang solid. Yang penting, selama masih tetap bisa menulis maka tetap akan berkarya sebanyak-banyaknya.
Hayuk tetap semangat belajar mengasah pena, tebarkan inspirasi kebaikan seluas-luasnya.
Semoga bermanfaat.
*Ini kejutan dari Republika beberapa hari ini. Semoga tetap istiqomah menulis dan tidak cepat berpuas diri.
Pemenang Lomba Menulis

Penulis Terinspiratif

More Stories
Cendekia Sebagai Cahaya
Hari Guru Nasional; Tantangan dan Harapan
Maulid Nabi dalam Perspektif Kepemimpinan