Perkembangan AI (Kecerdasan Buatan) dimasa kini
Almira Osmanovic, peneliti tentang kecerdasan buatan menulis artikel ilmiahnya dengan menempatkan Chat GPT sebagai penulis utamanya.
Walaupun dalam proses publikasinya sempat terkendala karena belum pernah ditemukan penulis dari kalangan “mesin”, namun pada akhirnya jurnal tersebut masuk pada fase publikasi berikutnya.
Bila Anda tertarik dapat mengunjungi catatannya disini https://www.scientificamerican.com/article/we-asked-gpt-3-to-write-an-academic-paper-about-itself-mdash-then-we-tried-to-get-it-published/
Aplikasi Chat GPT sendiri merupakan salah satu aplikasi berbasis Machine Learning Artificial Intelligent yang dilatih dengan jutaan treatment dan diharapkan mampu berkomunikasi dengan manusia layaknya “manusia”.
Chat GPT ini akhirnya dipublikasi secara luas pada November 2022 yang lalu, tidak hanya berhasil menarik 100 juta user dalam waktu yang singkat untuk mencoba, namun dalam perkembangannya (perlahan dan pasti) membuat banyak kompetitornya ketar ketir.
Pro Kontra terkait AI dalam Pendidikan
Banyak sekali respon yang berdatangan pasca kemunculannya. Mulai dari persepsi akan hilangnya banyak pekerjaan, kekhawatiran raksasa teknologi yang lain, sampai dengan skeptisnya kalangan akademis karena dikhawatirkan akan memicu plagiarisme yang akan dilakukan oleh para siswa dan mahasiswa yang bertentangan dengan spirit kejujuran akademik.
Bahkan di Washington DC, dinas pendidikan disana sempat melarang Chat GPT untuk bisa diakses di sekolah-sekolah. Karena dianggap akan membuat para siswa “mengandalkan” alat ini untuk mengerjakan berbagai tugas mereka, alih-alih digunakan untuk hal yang bermanfaat.
Lengkapnya dapat Anda baca disini https://wtop.com/local/2023/01/dc-region-schools-ban-ai-tool-chatgpt/
Disadari atau tidak, aplikasi Kecerdasan Buatan sebenarnya sudah lama kita nikmati. Sebagai contoh saat kita menggunakan aplikasi Google Map, maka sinkronisasi waktu tempuh akan menyesuaikan bilamana terjadi kemacetan atau kepadatan jalan raya secara mendadak. Begitu juga jika kita menggunakan aplikasi ojeg online, yang akan menyesuaikan harganya secara otomatis ketika cuaca berubah seketika menjadi mendung dan hujan.
Namun pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam dunia pendidikan ini, sebenarnya jika kita bisa optimalkan dengan baik, akan membantu banyak sekali pekerjaan guru menjadi lebih mudah dan efisien berlipat-lipat dibandingkan dengan mode konvensional.
Perubahan paradigma semasa kita akrab dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) 3 tahun yang lalu sebenarnya membuat cara kita belajar dan mengajar akan berubah juga dimasa depan.
Adanya tools kecerdasan buatan ini, seyogyanya bisa membantu mengakselerasi pembelajaran jadi lebih baik dan efektif jika kita mampu menggunakannya dengan tepat.
Misalnya, robot humanoid berkemampuan bicara telah dibuat untuk pelajar pada spektrum autisme, memberikan interaksi mekanis yang dapat diprediksi daripada interaksi manusia, yang dapat membingungkan pelajar tersebut. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan sosial mereka (Dautenhahn et al., 2009). Contoh lainnya adalah robot telepresence bagi siswa yang tidak dapat bersekolah, mungkin karena sakit atau krisis kemanusiaan atau pengungsi, untuk mengakses ruang kelas.
Contoh ketiga adalah penggunaan robot humanoid, seperti Nao53 atau Pepper54 di kelas taman kanak-kanak di Singapura (Graham, 2018), untuk memperkenalkan anak-anak kecil pada pemrograman komputer dan mata pelajaran STEM lainnya.
Pelatihan Optimalisasi AI dalam Pembelajaran
Pada beberapa waktu yang lalu, Saya berkesempatan untuk membersamai guru-guru hebat SMAN 82 Jakarta dalam membuat media pembelajarannya menggunakan bantuan Kecerdasan Buatan. Media audio visual ini berbentuk video yang diharapkan akan membantu para siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan lebih baik.
Materi pelatihan dimulai dengan pemaparan dan keunggulan kecerdasan buatan dalam pendidikan. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan Chat GPT dan menggunakannya untuk perintah-perintah deskriptif dalam pembuatan video explainer.
Sampai dengan durasi pelatihan selesai, para guru mulai bereksplorasi dengan berbagai tools AI yang memudahkan untuk pembuatan media pembelajarannya. Semoga pelatihan ini memiliki dampak besar bagi percepatan pemahaman peserta didik, yang pada gilirannya akan memajukan anak negeri.
Berikut merupakan sebagiam dokumentasi kegiatan tersebut.
More Stories
Tak Pernah Berhenti
Channel Inspiratif : The Dark Side of Competition in AI
10 Keterampilan Esensial Remaja