05/05/2024

dedysetyo.net

Berbagi Semangat, Menyebarkan Inspirasi..

Menciptakan Telur Columbusmu Sendiri

“Kalo begitu sih aku juga bisa”. Pernah tidak teman-teman ketemu dengan orang begini yang mencibir karya kita ?. Seolah-olah jerih payah kita yang sudah kita usahakan dengan segenap pikiran, tenaga dan kerja keras tiba-tiba langsung “habis” tak berbekas. Jangankan apresiasi atau respek, malah respon sebaliknya yang kita dapatkan.

“Lingkaran pengaruh”, istilah Steven Covey di buku Seven Habit nya, menjelaskan kepada kita bahwa jika kita fokus pada “lingkaran” kita sendiri, akan membantu hidup kita menjadi lebih efektif.

Maksudnya bagaimana ?. Kita tidak bisa mengontrol dan mengendalikan apa yang orang mau pikirkan atau bicarakan, yang bisa kita kontrol atas diri kita adalah memastikan mata (penglihatan) kita melihat apa-apa yang berguna untuk kita, pendengaran kita lebih bermakna untuk kehidupan kita, segenap karya kita bisa bermanfaat untuk orang banyak. Bahasa simpelnya, “Seribu tangan tidak akan mampu untuk menutup mulut semua orang berbicara, namun dua tangan sangat cukup untuk menutup telinga kita”.

Seribu tangan tidak akan mampu untuk menutup mulut semua orang berbicara, namun dua tangan sangat cukup untuk menutup telinga kita

Ketika ini bisa kita lakukan, hidup kita akan lebih efektif.

Kisah Telur Columbus

Suatu ketika Cristhoper Columbus, setelah menyelesaikan perjalanannya menemukan Dunia Baru (istilah lain dari Benua Amerika saat itu), Beliau diundang untuk menghadiri sebuah acara jamuan makan di mana ia akan mendapatkan penghargaan dari seorang Spanyol. Pada saat itulah, Beliau dilecehkan oleh seseorang yang menganggap bahwa semua orang dapat menemukan Dunia Baru.

Menghadapi cercaan itu, Columbus kemudian menantang semua orang yang hadir dalam acara tersebut untuk membuat telur berdiri tanpa memegangnya. Banyak orang mencoba tantangan Columbus tersebut, namun gagal. Mereka kemudian berpendapat bahwa mustahil membuat telur berdiri tanpa memegangnya. Colombus kemudian mengambil sebuah telur, sedikit memecahkan bagian bawah telur itu, kemudian menaruhnya; telur itu pun berdiri tanpa dipegang olehnya.

Columbus kemudian berkata bahwa hal tersebut adalah “hal paling sederhana di dunia. Setiap orang dapat melakukannya, setelah orang itu ditunjukkan bagaimana caranya!”

“Setiap orang dapat melakukannya, setelah orang itu ditunjukkan bagaimana caranya!”

Cristhoper Columbus
Berkas:Sant Antoni.Ei.jpg
Telur Columbus. Monumen ini dibangun di Sant Antoni de Portmany. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sant_Antoni.Ei.jpg

Betul sekali kata Columbus diatas. Banyak karya-karya baru, yang rasa-rasanya itu “dianggap” mudah (bahkan diremehkan), oleh orang-orang yang baru saja melihatnya, namun sejatinya penemuan/effort untuk membuat karya itu membutuhkan waktu yang sangat lama, dengan mencurahkan semua energi, tenaga, pikiran dan sumber daya lainnya.

See also  Budaya Etika yang Terlewat

Jika energi kita dicurahkan untuk meladeni hal-hal seperti ini, hampir bisa dipastikan, waktu dan pikiran kita juga ikut habis.

Untuk fokus kepada “lingkaran pengaruh” kita dan ini yang sejatinya kita butuhkan untuk melipatgandakan potensi besar kita. Ada ilustrasi pendek lewat video berikut ini, durasi kurang dari satu menit.

Menikmati tantangan setiap saat. Menjadikannya sebagai teman pertumbuhan.

Apa yang Anda lihat ?. Begitu asyiknya teman kita ini mengendarai sepeda dengan track yang naik-turun, bahkan extrem, terus mengayuh hingga titik terjauh, dan akhirnya mereka bertemu dengan garis finishnya.

Ada perasaan tegang yang kita lihat dalam mereka mendaki dengan sepedanya dari satu gundukan ke gundukan lainnya, namun begitu mereka sampai diujung, mereka sangat gembira dengannya, artinya mereka sudah sampai pada tujuannya.

Karena sejatinya, hidup kita akan selalu bertemu dengan masalah atau tantangan-tantangan ini, sehingga dengannya akan membuat kita makin kuat, lincah menaklukan tantangan, adanya pencapaian baru setiap waktu, akhirnya kita semakin tumbuh mendewasa.

Memastikan semua tantangan ini sebagai medium kita untuk tumbuh. Kita refleksikan dari video diatas. Ada tiga komponen : (1) dirimu, (2) sepedamu dan (3) trackmu. Ketiganya ada dalam lingkaran pengaruh kita.

Hayuk kita urai.

(1) Dirimu.

Tulisan Saya sebelumnya tentang kekuatan kebiasaan, menjadikan inspirasi bahwa Lisa Allen, seorang yang “kelam” dengan masa lalunya, menjadi pribadi unggulan dikemudian hari dengan mengubah pattern hariannya yang terakumulasi menjadi habit baru.

Perubahan Lisa Allen. Kiri saat umur 24 tahun. Perokok dan alkoholik. Kanan, saat 38 tahun, penulis produktif, gelar akademik tinggi.

Naikkan kapasitas/skillmu setiap waktu. Setiap orang memiliki jalur hobi, kesukaan, bahkan passion yang dijalani tanpa pamrih (tanpa dibayar sepeserpun), bahkan dengan ekstra waktu yang kita berikan, kita rela mengorbankan jika kita sukai. Jika ini bisa ditemukan, maka jalani, tekuni, nikmati dan jadikan sebagai penambah Added Value kehidupan kita berikutnya. Singkatnya, “Sukai yang Kau lakukan, lakukan yang Kau sukai”

See also  Pengingatan Kepada Diri

Kemudian Break your limit (tabrak keterbatasanmu), jika pola lama kita bisa kita rubah dengan lebih baik, maka itu yang akan merubah hidup kita, semisal : bangun lebih pagi dari biasanya, tambah jam belajar atau latihan, rutin, istiqomahlah. Konon untuk mencapai level ahli, seseorang butuh waktu pengalaman 10.000 jam pada bidang tertentu. David Beckham, pesepakbola legenda Manchester United, maestro tendangan bebas, bahkan harus menambah sekian jam setelah sesi latihan reguler, ratusan percobaan tendangan bebas setiap hari latihan.

 

David Beckham ketika melakukan tendangan bebas

Jika kita seorang yang ingin menjadi penulis, maka asah selalu hal ini, buat jadwal rutin misalkan minimal satu jam sehari untuk membaca, resume, analisis dan tuliskan pada notebook, untuk asah otot motorik di otak kita. Seiring dengan berjalannya waktu, tidak berhenti di satu jam, maka menjadi dua jam dan seterusnya.

(2) Sepedamu

Dibagian dua ini, hubungannya dengan tools atau lingkungan dimana kita bisa mengembangbiakkan habit hebat kita.

The Class of 92” merupakan sebutan angkatan emas tahun 1992 yang “dibibit” oleh Sir Alex Fergusson dalam membuat tim hebatnya di Manchester United (MU), apakah hasilnya bisa langsung dipetik disaat itu ?, tentu tidak. MU butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya alumni 92 nya menjadi tim bintang, yang sebagian besar pemainnya menduduki sebagian besar di tim nasional Inggris. Salah satu buahnya, adalah dimusim 1998-1999 dimana MU berhasil menggapai treble winners (the Premier League, FA Cup and UEFA Champions League), tiga piala dalam satu musim. Proses ini butuh masa yang panjang, latihan yang tak pernah letih, tantangan yang tak pernah berhenti datang. Bukan proses instan.

Treble Winners MU ketika musim 1998-1999

Kita juga butuh support lingkungan yang memadai untuk proses ini. Jika kita bergaul dengan pennjual winyak wangi, maka harum yang kita dapatkan, jika bergaul dengan pandai besi, maka bau arang yang kita peroleh. Komunitas menjadi kata kunci penting untuk menumbuhkan potensi. Hari ini, jika kita belum dapat komunitas pada wilayah terdekat kita, media internet bisa menjadi solusi bahwa komunikasi kita dengan orang-orang hebat dan menghebatkan, bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun.

See also  Inspirasi dari Buya Hamka

(3) Trackmu

Jalur pendakian kita, adalah kita yang menentukan pencapaian kita berikutnya. Makin landai tracknya, makin mudah, maka begitulah pencapaian kita. Semakin menantang dengan kesulitan baru, maka menjadi kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.

Anda kenal dengan Valentino Rossi ?, juara dunia motor balap 7 kali itu. Kenapa Dia bisa juara ?, karena tracknya berkelok, tikungan tajam, sudut sempit, bahkan naik turun. Disitulah skill nya diukur dan diuji. Itulah yang membedakan seorang juara atau bukan. Kalo semua track balapannya lurus, maka tidak ada “pembalap juara”, tapi yang ada “motor juara”.

Jangan pernah puas dengan capaian hari ini. Sehingga zona nyaman kita, mustinya cepat berganti. boleh kita sekali-kali puas dengan capaian hari ini. Namun, jangan lupa bahwa zaman terus berubah, begitu juga dengan tantangannya.

Jangan berlama-lama ditepian pantai, karena angin sepoi pun bisa dengan cepat berganti menjadi badai.

Tiga hal diatas, semoga dapat menjadi pemantik untuk menemukan “Telur Columbus” versi terbaik kita.

Semoga bermanfaat.

Info Penting

Youtube Channel Dedy Setyo Afrianto

Akses Youtube Channel Dedy Setyo Afrianto untuk beragam informasi penting lainnya. Jangan lupa subscribe, like dan komen.